Al-Taqhi, Muhammad Alif (2021) Analisis Isi Adegan Gangguan Jiwa pada Film Joker / Muhammad Alif Al-Taqhi / 62150602 / Pembimbing: Imam Nuraryo. Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta.
Text (Halaman Judul)
awal.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
bab 1.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Bab 2 Kajian Pustaka)
bab 2.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Bab 3 Metode Penelitian)
bab 3.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Bab 4 Hasil Analisis dan Pembahasan)
bab 4.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
|
Text (Bab 5 Kesimpulan dan Saran)
bab 5.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
daftar pustaka.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text (Lampiran)
lampiran.pdf - Published Version Download (8MB) |
|
Text (Pernyataan Originalitas)
original.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text (Resume)
resume.pdf - Published Version Download (679kB) |
Abstract
Seiring perkembangan teknologi komunikasi saat ini, industri perfilman juga ikut mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya film - film yang mendunia. Tujuan pembuatan film selain untuk meraih keuntungan, juga memiliki tujuan berupa hiburan, pendidikan, dan sebagai media untuk menyampaikan informasi serta membangun kesadaran kepada masyarakat terkait tujuan film tersebut. Pada tahun 2019, muncul film fenomenal berjudul Joker. Film Joker ini bercerita tentang kisah seseorang yang bernama Arthur Fleck yang di perankan oleh Joaquin Phoenix yang menderita kelainan saraf otak yang menyebabkan ia mengalami tertawa lepas tidak pada waktunya dan dia sering mengunjungi tempat layanan social masyarakat untuk mendapatkan obatnya. Film ini berfokus pada perjalanan sosok komedian gagal, pria yang diabaikan oleh masyarakat dan berubah menjadi penjahat yang sangat keji. Arthur tumbuh dari masyarakat kalangan bawah yang selalu gagal dalam meraih sebuah kesuksesan dalam profesi sebagai badut dan Stand Up Comedian. Dalam penelitian ini menggunakan persepsi interpersonal, teori interpersonal depresi dan teori behvaiorisme. Persepsi interpersonal adalah memperoleh konotasi baru sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa-peristiwa sosial. Untuk tidak mengaburkan istilah dan untuk menggaris bawahi manusia (bukan benda) sebagai objek persepsi, disini digunakan istilah persepsi interpersonal. Persepsi pada objek selain manusia kita sebut saja persepsi objek. Teori interpersonal depresi adalah Menurut Keltner dan Kring (Dalam Davison, 2006) Pada individu yang depresi cenderung memiliki sedikit jaringan sosial dan menganggap jaringan social hanya memberikan sedikit dukungan. semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi deskriptif. Menurut Kriyantono (2010: 55) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Penelitian kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti menggunakan metode penelitian analisis isi kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. . Metode analisis isi kuantatif deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan dan melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang sebagaimana adanya berdasarkan fakta- fakta. Dengan hasil yang menekankan pada gambaran secara objektif mengenai keadaan sebenarnya dari objek penelitian. Peneliti menggunakan metodi ini untuk mengetahui seberapa banyak frekuensi gangguan jiwa pada film Joker. Dengan kategorisasi Schizoprenia, Pseudobulbar Affect, dan Narcissistic Personality Disorder. Hasil dari penelitian ini, setelah melakukan uji realibilitas dengan menguji menggunakan lembar coding. Schizoprenia dengan persentase 50% dengan frekuensi 50 adegan. Kemudian yang kedua adalah Pseudobulbar Affect dengan persentase 22% dengan frekuensi 22 adegan. Yang terakhir adalah Narcissistic Personality Disorder dengan persentase 28% dengan frekuensi 28 adegan.
Item Type: | Other |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Komunikasi Interpersonal; Interaksi Sosial; Cinematografi; Gambar Hidup-Teknik Produksi |
Subjects: | H Social Sciences > HE Communications Science > Interpersonal Relation H Social Sciences > HE Communications Science > Multimedia Production N Fine Arts > N Visual arts (General) For photography, see TR H Social Sciences > HE Communications Science > Social Interaction |
Depositing User: | bambang bonk jatmiko |
Date Deposited: | 08 Jul 2021 00:54 |
Last Modified: | 08 Jul 2021 00:56 |
URI: | http://eprints.kwikkiangie.ac.id/id/eprint/2044 |
Actions (login required)
View Item |