Kajian Fenomenologi Komunikasi Antara Guru dengan Siswa Tunagrahita di SLB-C Dian Grahita / Audrey Marcelina / 67120490 / Pembimbing : Imam Nuraryo

Marcelina, Audrey (2016) Kajian Fenomenologi Komunikasi Antara Guru dengan Siswa Tunagrahita di SLB-C Dian Grahita / Audrey Marcelina / 67120490 / Pembimbing : Imam Nuraryo. Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta.

	Text HALAMAN JUDUL.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text Bab I PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text BAB II KAJIAN PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text BAB III METODE PENELITIAN.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN (CLOSED).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf - Published Version Download (862kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text LAMPIRAN.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text PERNYATAAN ORIGINALITAS.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (688kB)
	Text RESUME.pdf - Published Version Download (1MB)

Abstract

Kegiatan belajar dan mengajar baru dapat dikatakan berhasil jika siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan. Begitu juga di SLB-C dengan siswa yang merupakan penyandang tunagrahita. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan, sehingga dapat menjadi faktor penghambat dalam kegiatan belajar dan mengajar. Guru tentunya memiliki makna tersendiri dalam pikiran mereka mengenai siswa tunagrahita ketika mereka berinteraksi sehari-hari. Guru dapat menentukan apa yang harus mereka lakukan terhadap siswa berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Penelitian ini menggunakan Fenomenologi dari Alfred Schutz dan teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead. Setiap guru Sekolah Luar Biasa C tentunya memiliki pengalaman dengan siswa tunagrahita. Setiap guru memiliki pengalaman berinteraksi dengan siswanya. Dari proses interaksi tersebut, guru akan membentuk pemikiran mengenai siswa tunagrahita Pemikiran tersebut akan terus berkembang sejalan dengan interaksi yang berlangsung. Melalui makna yang terbentuk di dalam pikiran, guru dapat memposisikan dirinya untuk berperilaku terhadap siswanya. Dengan begitu, guru dapat menentukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan. Metode penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tiga orang guru yang mengajar di SLB-C Dian Grahita. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi partisipan. Peneliti turut serta merasakan apa yang dilakukan oleh guru ketika melakukan kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu peneliti juga turut memperhatikan interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa tunagrahita dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa setiap guru memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan anak tunagrahita. Setiap guru juga memiliki pemaknaan yang berbeda mengenai siswa tunagrahita. Pengajaran yang diberikan setiap guru memiliki kesamaan yaitu dengan pengajaran secara individual. Ketegasan dan kesabaran diperlukan dalam mendidik setiap siswa. Interaksi yang dilakukan oleh guru biasanya berupa komunikasi verbal dengan kata-kata sederhana yang didukung dengan komunikasi nonverbal seperti gerakan tubuh, kontak mata, intonasi, dan ekspresi wajah. Komunikasi verbal yang digunakan biasanya berupa kata-kata yang sederhana dan diulang-ulang. Setiap guru dapat memahami setiap siswanya berdasarkan makna yang terbentuk dari pengalaman interaksi di sekolah. Guru melakukan pendekatan pribadi untuk mengetahui tingkat kemampuan dan sifat dari setiap siswa. Setiap guru mengetahui cara memperlakukan setiap siswa sesuai dengan kemampuan dan sifat dari masing-masing siswa. Hal ini dapat meminimalkan hambatan dalam mencapai tujuan dari kegiatan belajar dan mengajar.

Actions (login required)

View Item