Pratama, Daffa Agung (2021) Ilusi Kesetaraan Gender dalam Film 365 Days / Daffa Agung Pratama / 67170410 / Pembimbing: Altobeli Lobodally. Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta.
Text (HALAMAN JUDUL)
awal.pdf - Published Version Download (565kB) |
|
Text (BAB I PENDAHULUAN)
bab 1.pdf - Published Version Download (462kB) |
|
Text (BAB II KAJIAN PUSTAKA)
bab 2.pdf - Published Version Download (739kB) |
|
Text (BAB III METODE PENELITIAN)
bab 3.pdf - Published Version Download (479kB) |
|
Text (BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN)
bab 4.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
|
Text (BAB V SIMPULAN DAN SARAN)
bab 5.pdf - Published Version Download (412kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
daftar pustaka.pdf - Published Version Download (476kB) |
|
Text (PERNYATAAN ORIGINALITAS)
original.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (757kB) |
|
Text (RESUME)
resume.pdf - Published Version Download (889kB) |
Abstract
Film 365 Days merupakan film yang menceritakan tentang seorang bos mafia Massimo yang menyukai Laura Biel. Dalam film 365 Days ini sering kali menampilkan scene perempuan ditampilkan sebagai sosok yang ingin mendominasi pria dari segi seksualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membongkar ilusi kesetaraan gender dalam film 365 Days dengan menggunakan paradigma kritis. Penelitian ini berlandaskan teori budaya populer. Budaya populer memiliki tiga tema yang akan menjadi inti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apa atau siapa yang menentukan budaya populer, 2. Terdapat pengaruh komersialisasi dan industrialisasi terhadap budaya populer dan 3. Budaya populer menyangkut peran ideologis budaya populer itu sendiri. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk meneliti film 365 Days dan dengan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes berdasarkan denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat enam scene yang mengandung makna ilusi kesetaraan gender dalam film 365 Days. Dengan menguraikan denotasi, konotasi dan juga mitos dalam Film 365 Days, penelitian ini membahas scene-scene dalam film 365 Days yang menunjukkan ilusi kesetaraan gender mulai dari ilusi kesetaraan gender yang ditunjukkan melalui dominasi palsu seorang perempuan dalam berhubungan intim hingga pemikiran seorang wanita yang beranggapan gender lainnya dijadikan pusat pemuas seksualitas pria. Kesimpulan penelitian ini adalah kesetaraan gender adalah sebuah ilusi semata, gender merupakan sebuah produk budaya yang lebih didominasi oleh laki-laki yang mempunyai sifat maskulin. Perempuan yang mencoba mendominasi pria dalam hal seksualitas dan berfikir bahwa pria adalah sebuah pemuas kebutuhan seksual wanita, justru wanitalah yang terdominasi dan menjadi pemuas hasrat seksual pria bahkan wanita terlihat jelas menjadi sebuah objek pemuas hasrat seksual pria saat wanita tidak dapat menggunakan pakaian yang dia sukai.
Item Type: | Other |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ilusi Kesetaraan Gender; Teori Budaya Populer; Film; Semiotika; 365 Days; sebuah ilusi; seksualitas pria |
Subjects: | H Social Sciences > HE Communications Science > Broadcasting H Social Sciences > HE Communications Science > Digital Communication H Social Sciences > HE Communications Science > Multimedia Production H Social Sciences > HE Communications Science > Social Interaction |
Depositing User: | bambang bonk jatmiko |
Date Deposited: | 29 Mar 2023 08:07 |
Last Modified: | 29 Mar 2023 08:07 |
URI: | http://eprints.kwikkiangie.ac.id/id/eprint/3653 |
Actions (login required)
View Item |